enjoy in my blog

Senin, 29 Agustus 2011

0

jakarta juga kota mati


Kalo lebaran biasanya gini nih... klo gak lebaran ??? au deh.. wkwkwkwkwkwk













0

Hilal, Rukiyat, Hisab


saya sih sebernarnya gak pernah belajar astronomi, apa lagi matematis astronomi seperti menentukan "hilal", penentuan HILAL ini untuk mengetahui akhir ramadhan dan awal bulan syawal. Untuk yang belum tau alias buta tentang hilal ni informasinya.


Crescent Moon Alhamdulillah…Allah menyampaikan diri kita semua pada bulan suci Ramadhan.Menjelang bulan Ramadhan, kerap kita dengar istilah hilal, rukyat, dan hisab.Apa itu hilal, rukyat, hisab? Apa kaitannya dengan bulan Ramadhan? Berikut ini kumpulan beberapa artikel yang saya temukan mengenai hilal, rukyat, dan hisab. Di bagian akhir diperlihatkan pula hisab hilal awal dan akhir Ramadhan 1432 H.
Sumber : Untoro HILAL
Hilal adalah penampakan bulan yang paling awal terlihat menghadap bumi setelah bulan mengalami konjungsi/ijtimak.
Bulan awal ini (bulan sabit tentunya) akan tampak di ufuk barat (maghrib) saat matahari terbenam.
Ijtimak/konjungsi adalah peristiwa yang terjadi saat jarak sudut (elongasi) suatu benda dengan benda lainnya sama dengan nol derajat.
Dalam pendekatan astronomi, konjungsi merupakan peristiwa saat matahari dan bulan berada segaris di bidang ekliptika yang sama. Pada saat tertentu, konjungsi ini dapat menyebabkan terjadinya gerhana matahari.
Hilal merupakan kriteria suatu awal bulan. Seperti kita ketahui, dalam Kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat, dan penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan hilal/bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 hari atau 30 hari.
“Mereka bertanya kepadamu tentang hilal. Katakanlah: “Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji…” [Al Baqoroh(2):189]
HISAB
Secara harfiyah bermakna ‘perhitungan’.
Di dunia Islam istilah ‘hisab’ sering digunakan sebagai metode perhitungan matematik astronomi untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.
Penentuan posisi matahari menjadi penting karena umat Islam untuk ibadah shalatnya menggunakan posisi matahari sebagai patokan waktu sholat.
Sedangkan penentuan posisi bulan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam Kalender Hijriyah. Ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat orang mulai berpuasa, awal Syawwal saat orang mangakhiri puasa dan merayakan Idul Fithri, serta awal Dzulhijjah saat orang akan wukuf haji di Arafah (9 Dzulhijjah) dan hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah)
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus(10):5]
“Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” [ArRahmaan(55):5]
RUKYAT
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang pertama kali tampak setelah terjadinya ijtimak. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang, atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.
Aktivitas rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya matahari pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi Bulan berada di ufuk barat, dan Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari). Apabila hilal terlihat, maka pada petang waktu setempat telah memasuki tanggal 1.
Perihal penentuan bulan baru, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberi perhatian khusus pada Sya’ban dan Ramadhan
Hadits dari Abi Hurairah radhiallahu ‘anhu, ia berkata :
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda : “Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal) dan berbukalah karena melihatnya (hilal bulan Syawal). Jika kalian terhalang awan, maka sempurnakanlah Sya’ban tiga puluh hari.” (HSR. Bukhari 4/106, dan Muslim 1081).
CARA PENENTUAN AWAL BULAN KALENDER HIJRIYAH
Di Indonesia, terdapat beberapa kriteria yang digunakan baik oleh pemerintah maupun organisasi Islam untuk menentukan awal bulan pada Kalender Hijriyah:
  1. Rukyatul HilalRukyatul Hilal adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan merukyat (mengamati) hilal secara langsung. Apabila hilal (bulan sabit) tidak terlihat (atau gagal terlihat), maka bulan (kalender) berjalan digenapkan (istikmal) menjadi 30 hari.
  2. Wujudul Hilal (juga disebut ijtimak qoblal qurub)Kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah dengan prinsip: Jika pada setelah terjadi ijtimak (konjungsi), Bulan terbenam setelah terbenamnya matahari, maka pada petang hari tersebut dinyatakan sebagai awal bulan (kalender) Hijriyah, tanpa melihat berapapun sudut ketinggian (altitude) Bulan saat Matahari terbenam.
  3. Imkanur Rukyat MABIMSImkanur Rukyat adalah kriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah yang ditetapkan berdasarkan Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), dan dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan Hijriyah pada Kalender Resmi Pemerintah. Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
    • Pada saat matahari terbenam, ketinggian (altitude) Bulan di atas cakrawala minimum 2°, dan sudut elongasi (jarak lengkung) Bulan-Matahari minimum 3°, atau
    • Pada saat bulan terbenam, usia Bulan minimum 8 jam, dihitung sejak ijtimak.Di Indonesia, secara tradisi pada petang hari pertama sejak terjadinya ijtimak (yakni setiap tanggal 29 pada bulan berjalan), Pemerintah Republik Indonesia melalui Badan Hisab Rukyat (BHR) melakukan kegiatan rukyat (pengamatan visibilitas hilal), dan dilanjutkan dengan Sidang Itsbat, yang memutuskan apakah pada malam tersebut telah memasuki bulan (kalender) baru, atau menggenapkan bulan berjalan menjadi 30 hari.Di samping metode Imkanur Rukyat di atas, juga terdapat kriteria lainnya yang serupa, dengan besaran sudut/angka minimum yang berbeda.
  4. Rukyat Globalkriteria penentuan awal bulan (kalender) Hijriyah yang menganut prinsip bahwa: jika satu penduduk negeri melihat hilal, maka penduduk seluruh negeri berpuasa (dalam arti luas telah memasuki bulan Hijriyah yang baru) meski yang lain mungkin belum melihatnya.
RAMADHAN 1428 H
  1. Hisab Untuk melakukannya, saya menggunakan software Stellarium (thx to Jay). Kondisi tanggal 29 Sya’ban 1432 H (29 Agustus 2011 M):

    Dapat dilihat di ufuk barat, menjelang matahari terbenam, posisi hilal sudah tinggi menandakan masuknya bulan baru (Ramadhan).
    Kondisi tanggal 29 Ramadhan 1432H (11 Agustus 2011M):

    Bulan terbenam setelah terbenamnya matahari meskipun dengan sudut ketinggian yang kecil (di bawah 0,5°).
    Ini sudah cukup menandakan masuknya bulan Syawwal jika menggunakan wujudul hilal sebagai syarat bulan baru, namun perlu menggenapkan menjadi 30 hari jika menggunakan kriteria lain.
  2. Rukyat
    Ada situs yang menampilkan hilal dari beberapa kota di Indonesia secara langsung (Live Hilal – Departemen Astronomi ITB).
0

sistem mudah menentukan hilal


Kementerian Agama akan menetapkan hari raya 1 Syawal 1432 Hijriah, malam ini melalui sidang Isbath yang akan digelar sekitar pukul 18.45 WIB. Hingga saat ini sejumlah laporan mengenai pemantauan hasil hisab terus diterima Kementerian Agama.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Ahmad Jauhari, menjelaskan bahwa pemantauan hilal itu dibagi dua. Sejumlah di 80 titik dipantau Kementerian Agama, dan 15 titik lainnya dipantau Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dijelaskan Jauhari, dari hasil penghitungan 22 sistem istiqmal dan tinggi hilal, hanya ada enam sistem yang memastikan 1 Syawal akan jatuh pada hari Selasa, atau yang menyatakan kalau tinggi hilal sudah di atas 2 derajat.


Ini sistem perhitungan Ijtima dan tinggi hilal awal bulan syawal 1432.


A. Sistem perhitungan ijtima yang sudah melebihi dua derajat.

1. Sistem Sulam an-Nayyirain tinggi hilal 03 derajat 53' 30'' awal bulan selasa tanggal 30/08/2011.

2. Sistem Fath al-Rauf al-Mannaan tinggi hilal 3 derajat 30' 00" awal bulan selasa tanggal 30/08/2011.

3. Sistem Qawaid al Falakiyah tinggi hilal 2 derajat 49' 00", awal bulan selasa 30/08/2011.

4. Sistem Mathla al-Sain tinggi hilal 2 derajat 10'10" , awal bulan selasa 30/08/2011.

5. Sistem Nurul Anwar tinggi hilal 3 derajat 4' 00" , awal bulan selasa tanggal 30/08/2011.

6. Sistem Astro Info tinggi hilal 2 derajat 23' 00" , awal bulan selasa tanggal 30/08/2011.

B. Sistem perhitungan ijtima yang kurang dari dua derajat. 1. Sistem Manahijul Hamidiyah tinggi hilal 1 derajat 55' awal bulan rabu, tanggal 31/08/2011.

2. Sistem Badiah Mitsal tinggi hilal 01 derajat 55' 08", awal bulan rabu.

3. Jean Meeus tinggi hilal 1 derajat 54', awal bulan rabu..

4. Al Falakiyah tinggi hilal 1 derajat 49' 38" , awal bulan rabu

5. New Comb tinggi hilal 1 derajat 56' 37" , awal bulan rabu.

6. Ephemeris tinggi hilal 1 derajat 33' 16" , awal bulan rabu.

7. Khulashatul Wafiah tinggil hilal 1 derajat 29' 30" , awal bulan rabu.

8. Almanak Nautika , tinggi hilal 1 derajat 55' 15", awal bulan rabu.

9. Ahilla tinggil hilal 1 derajat 53' 02" , awal bulan rabu.

10. RHI tinggi hilal 1 derajat 18' 00" , awal bulan rabu.

11. Irsyadul Murid tinggi hilal 1 derajat 51' 24 " , awal bulan rabu.

12. Lunar Fase Pro VI.77 tinggi hilal 1 derajat 36' 16" , awal bulan rabu.

13. Mawaaqit tinggi hilal 1 derajat 31' 00" awal bulan rabu.

14. Hisab Hakiki tinggi hilal 1 derajat 49' 19" awal bulan rabu

15. Ascript tinggi hilal 1 derajat 10' 23" awal bulan rabu.

Kementerian Agama akan menentukan dengan cara menggunakan rukyah atau dengan cara melihat langsung dengan mata telanjang. Ini berarti minimal tinggi hilal harus berada pada posisi lebih dari 2 derajat.

Keputusan malam ini akan menentukan bahwa akhir Ramadan. Apakah akan berakhir malam ini atau bisa jadi akan disempurnakan 30 hari, atau disebut istiqmal, dan menetapkan hari Idul Fitri jatuh pada Rabu, 31 Agustus 2011.

Meskipun ada kemungkinan perbedaan penentuan hari raya, keputusan pemerintah diharapkan akan menjadi patokan bersama bagi warga Muslim. Walau demikian, sebagaimana yang terjadi sebelumnya, penentuan hari raya yang berbeda tidak menjadi masalah.
• VIVAnews
0

jalan raya paling extrim dan ngeri


Bolivia’s “Road of Death”
Nama jalan yang berada di Bolivia adalah North Yungas Road, jalan ini adalah jalan yang paling mengerikan di dunia. Kira-kira setiap dua minggu sekali akan terjadi satu kecelakaan fatal di jalan tersebut dan setiap tahun sekitar 200-300 orang meninggal di jalan yang panjang nya sekitar 80 km tersebut. Di tahun 1995, Inter-American Development Bank menamakan rute ini sebagai jalan yang paling berbahaya di dunia.

[imagetag]

[imagetag]

[imagetag]

Jalan ini merupakan jalan satu-satu nya menuju sebuah kota yang terletak di atas jalan tersebut Selain jalan nya yang dipinggir jurang dan tanpa pembatas, jalan yang licin, kabut yang menutupi jalan juga membuat banyaknya mobil-mobil yang jatuh kedalam jurang.
Spoiler:

[imagetag]

[imagetag]

[imagetag]

[imagetag]

[imagetag]
[imagetag]

[imagetag]

[imagetag]

sumber
0

barang-barang unik dan aneh